KARYA TULIS ILMIAH
1.2 Menyusun
Karya Tulis
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan
fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Yang
termasuk karangan ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan
penelitian.
1.2.1 Ketentuan Umum
Ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam pembuatan karangan
ilmiah:
1.
Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan adalah kertas HVS berukuran
kuarto (21,5 x 28 cm). Untuk kulitnya, digunakan kertas yang agak tebal.
2.
Pengetikan menggunakan huruf tegak dan jelas (misalnya, Times New Roman) dengan
ukuran 12.
3.
Menggunakan tinta berwarna hitam.
4.
Batas-batas pengetikan:
a. pias atas 4 cm;
b. pias bawah 3 cm;
c. pias kiri 4 cm; dan
d. pias kanan 3 cm.
5. Sistematika karangan ilmiah menggunakan sistematika yang berlaku
secara umum.
1.2.2 Sistematika Karya
Ilmiah
A. Bagian Pembukaan
1. Kulit Luar/Kover dan Halaman Judul
Contoh: Yang harus dicantumkan pada kulit luar dan halaman judul
karangan ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Judul karangan ilmiah lengkap dengan anak judul (jika ada)
b. Keperluan Penyusunan
c. Nama Penyusun
d. Nama Lembaga Pendidikan
e. Nama Kota
f. Tahun Penyusunan
2. Halaman Pengesahan
Dalam halaman ini dicantumkan nama guru pembimbing, kepala sekolah,
dan tanggal, bulan, tahun persetujuan.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada
pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Kata pengantar hendaknya singkat
tapi jelas. Yang dicantumkan dalam kata pengantar adalah (1) puji syukur kepada
Tuhan, (2) keterangan dalam rangka apa karya dibuat, (3) kesulitan/ hambatan
yang dihadapi, (4) ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu tersusunnya
karangan ilmiah, (5) harapan penulis, (6) tempat, tanggal, tahun, dan nama
penyusun karangan ilmiah.
4. Daftar Tabel Tajuk Daftar Tabel dituliskan dengan huruf
kapital semua dan terletak di tengah.
5. Daftar Grafik, Bagan, atau Skema Pada dasarnya penulisannya
hampir sama seperti penulisan Daftar Tabel.
6. Daftar Singkatan Penulisan sama dengan penulisan Daftar
Tabel, Grafik, Bagan, atau Skema.
B. Bagian inti
1.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat
praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini
dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai dari hal yang bersifat umum
sampai yang bersifat khusus. Misalnya, karangan ilmiah bertema “Tingkat
Pencemaran Air di Wilayah Jakarta Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul akan dibahas dalam bagian pembahasan
dan ini ada kaitannya dengan latar belakang masalah yang sudah dibahas
sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
1.3 Tujuan Penulisan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas
dan tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan
judul. Tujuan boleh lebih dari satu.
1.4 Ruang Lingkup (Pembatasan Masalah)
Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas.
Pembatasan masalah hendaknya terinci dan istilahistilah yang berhubungan
dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan
pembahasan.
1.5 Landasan Teori/Kerangka Teori
Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam
pembahasan. Teori ini juga berguna untuk membantu gambaran langkah kerja
sehingga membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan muntuk
sementara diterima, serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data
otentik yang ada, pada bab-bab berikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara
jelas dan sederhana, serta cukup mencakup masalah yang dibahas.
1.7 Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah
kepustakaan, tempat kejadian peristiwa (hasil observasi), interview, seminar,
diskusi, dan sebagainya.
1.8 Metode dan Teknik
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara mencari data bagi suatu
penulisan, ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat
dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, seminar,
diskusi, dan lain sebagainya.
b. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara,
angket, daftar kuesioner, dan observasi. Semua ini disesuaikan dengan masalah
yang dibahas.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan adalah suatu tulisan mengenai isi pokok secara
garis besar dari bab I sampai bab terakhir atau kesimpulan dari suatu karangan
ilmiah.
2. Bab
Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah, yaitu
masalah-masalah akan dibahas secara terperinci dan sistematis. Jika bab
pembahasan cukup besar, penulisan dapat dijadikan dalam beberapa anak bab.
3. Bab
Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitian yang
telah dilakukan. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya
dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Yang dimaksudkan dengan saran adalah
saran penulis tentang metode penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian,
atau beberapa saran yang ada relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.
C.
Bagian Penutup
Daftar Pustaka Tajuk daftar pustaka dituliskan dengan huruf
kapital semua tanpa
diberi
tanda baca dan dituliskan di tengah-tengah. Dalam daftar pustaka dicantumkan
semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang
dijadikan bahan bacaan, termasuk artikel, makalah, skripsi, disertasi, buku,
dan lain-lain. Semua acuan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang
atau lembaga yang menerbitkan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
Jika tanpa nama pengarang atau lembaga, yang
menjadi
dasar urutan adalah judul pustaka.
1.2.3 Kutipan, Daftar
Pustaka, dan Catatan Kaki
Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat
dengan proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah. Sebelum
membahas lebih lanjut mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, kita
akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
1. Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan
data tanpa mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan
atau plagiat.
2. Data yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh
diubah ataupun direkayasa.
3. Pengambilan data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya,
baik dari objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari
pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
A.
Kutipan
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ketentuannya dan
hal ini sudah dibahas di kelas X. Hal yang perlu diingat adalah sebagai
berikut.
a.
Kutipan harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan
tanda baca.
b.
Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks, spasi
dua, dan dibubuhi tanda kutip.
c.
Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip,
dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi,
serta seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
d.
Bila ada bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
e.
Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah spasi ke
atas.
B.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi
judul
buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai
pertalian
dengan karangan yang telah disusun. Daftar pustaka
berfungsi
sebagai sumber informasi bagi seseorang peneliti/penulis
agar
hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk
umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir tulisan.
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis diurutkan menurut abjad setelah nama pengarang dibalik.
4. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak satu spasi.
5. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lainnya dua spasi.
Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka
adalah sebagai berikut.
1.
Nama Pengarang
a. Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
1) Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. (Untuk
memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
2) Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama
komisi/lembaga dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
3) Jika tidak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku.
Contoh: Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain
sama dengan bagian a.
2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum
dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991.
Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.
1) Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
2) Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan
dkk.
Contoh: Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Bandung:
Angkasa.
2.
Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda
titik.
3.
Judul Buku
Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata
dalam judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
4.
Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan
tanda titik dua.
5.
Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda
titik dua (:) dan diakhiri dengan titik.
6.
Penulisan daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul dipisahkan dengan sebuah
tanda titik.
b. Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh: Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia.
Jil. 2 . Yogyakarta: Kanisius.
7.
Penulisan data pustaka dari sebuah buku terjemahan
a. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
b. Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan
dengan tanda koma.
Contoh: Multatuli. 1972.
Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin.
Jakarta: Jambatan.
8.
Data Pustaka dari artikel majalah
a. Judul artikel dan judul majalah diapit oleh tanda petik.
b. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tapi dicantumkan nomor,
tanggal, dan halaman
Contoh: Solihin, Burhan, dkk. “Selamat Datang di Surga Nirkabel”.
Tempo. Edisi 4-10 April 2005, hal 90-91.
9.
Artikel dari Harian
Tanda titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya
menggunakan tanda koma sebagai pemisah. Contoh : Pramudianto. ”Penderita
dan Pemulihan Nias”. Dalam Kompas, 2 April 2005, hal 46.
C.
Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan
yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan,
baik langsung maupun tidak langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah
catatan kaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki.
1.
Hubungan catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang ditempatkan
agak ke atas setengah spasi dari teks.
2.
Pemberian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk seluruh karangan.
3.
Teknik pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut.
a. Sediakan tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
b. Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat
sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin
kiri diketik nomor penunjukan.
d. Langsung sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris
pertama dari catatan kaki.
e. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan
jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.
Unsur-unsur
yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut.
1. Pengarang
a. Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan biasa, pada penunjukan
yang kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama singkat.
b. Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya
dicantumkan, sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama yang dicantumkan.
Nama yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
c. Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b)
ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan dengan
tanda koma.
d. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung dimulai dengan judul.
2.
Judul
a. Semua judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
b. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama
digantikan dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit..
c. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau
harian, maka selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa
judul artikel.
3.
Data Publikasi
a. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama
dan ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya
(Jakarta, 2005).
b. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal,
bulan dan tahun. Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
c. Data publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal,
bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.