Saturday, October 22, 2011

KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH
1.2 Menyusun Karya Tulis
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Yang termasuk karangan ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.
1.2.1 Ketentuan Umum
Ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam pembuatan karangan ilmiah:
1. Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan adalah kertas HVS berukuran kuarto (21,5 x 28 cm). Untuk kulitnya, digunakan kertas yang agak tebal.
2. Pengetikan menggunakan huruf tegak dan jelas (misalnya, Times New Roman) dengan ukuran 12.
3. Menggunakan tinta berwarna hitam.
4. Batas-batas pengetikan:
a. pias atas 4 cm;
b. pias bawah 3 cm;
c. pias kiri 4 cm; dan
d. pias kanan 3 cm.
5. Sistematika karangan ilmiah menggunakan sistematika yang berlaku secara     umum.
1.2.2 Sistematika Karya Ilmiah
A. Bagian Pembukaan
1. Kulit Luar/Kover dan Halaman Judul
Contoh: Yang harus dicantumkan pada kulit luar dan halaman judul karangan ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Judul karangan ilmiah lengkap dengan anak judul (jika ada)
b. Keperluan Penyusunan
c. Nama Penyusun
d. Nama Lembaga Pendidikan
e. Nama Kota
f. Tahun Penyusunan
2. Halaman Pengesahan
Dalam halaman ini dicantumkan nama guru pembimbing, kepala sekolah, dan tanggal, bulan, tahun persetujuan.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Kata pengantar hendaknya singkat tapi jelas. Yang dicantumkan dalam kata pengantar adalah (1) puji syukur kepada Tuhan, (2) keterangan dalam rangka apa karya dibuat, (3) kesulitan/ hambatan yang dihadapi, (4) ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu tersusunnya karangan ilmiah, (5) harapan penulis, (6) tempat, tanggal, tahun, dan nama penyusun karangan ilmiah.
4. Daftar Tabel Tajuk Daftar Tabel dituliskan dengan huruf kapital semua dan terletak di tengah.
5. Daftar Grafik, Bagan, atau Skema Pada dasarnya penulisannya hampir sama seperti penulisan Daftar Tabel.
6. Daftar Singkatan Penulisan sama dengan penulisan Daftar Tabel, Grafik, Bagan, atau Skema.
B. Bagian inti
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai dari hal yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus. Misalnya, karangan ilmiah bertema “Tingkat Pencemaran Air di Wilayah Jakarta Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul akan dibahas dalam bagian pembahasan dan ini ada kaitannya dengan latar belakang masalah yang sudah dibahas sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
1.3 Tujuan Penulisan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas dan tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan judul. Tujuan boleh lebih dari satu.
1.4 Ruang Lingkup (Pembatasan Masalah)
Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Pembatasan masalah hendaknya terinci dan istilahistilah yang berhubungan dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan pembahasan.
1.5 Landasan Teori/Kerangka Teori
Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan. Teori ini juga berguna untuk membantu gambaran langkah kerja sehingga membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan muntuk sementara diterima, serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada, pada bab-bab berikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana, serta cukup mencakup masalah yang dibahas.
1.7 Sumber Data
Sumber data yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah kepustakaan, tempat kejadian peristiwa (hasil observasi), interview, seminar, diskusi, dan sebagainya.
1.8 Metode dan Teknik
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara mencari data bagi suatu penulisan, ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, seminar, diskusi, dan lain sebagainya.
b. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner, dan observasi. Semua ini disesuaikan dengan masalah yang dibahas.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan adalah suatu tulisan mengenai isi pokok secara garis besar dari bab I sampai bab terakhir atau kesimpulan dari suatu karangan ilmiah.
2. Bab Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah, yaitu masalah-masalah akan dibahas secara terperinci dan sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar, penulisan dapat dijadikan dalam beberapa anak bab.
3. Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Yang dimaksudkan dengan saran adalah saran penulis tentang metode penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, atau beberapa saran yang ada relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.
C. Bagian Penutup
Daftar Pustaka Tajuk daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa
diberi tanda baca dan dituliskan di tengah-tengah. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang dijadikan bahan bacaan, termasuk artikel, makalah, skripsi, disertasi, buku, dan lain-lain. Semua acuan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Jika tanpa nama pengarang atau lembaga, yang
menjadi dasar urutan adalah judul pustaka.
1.2.3 Kutipan, Daftar Pustaka, dan Catatan Kaki
Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
1. Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan data tanpa mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
2. Data yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
3. Pengambilan data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
A. Kutipan
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ketentuannya dan hal ini sudah dibahas di kelas X. Hal yang perlu diingat adalah sebagai berikut.
a. Kutipan harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan tanda baca.
b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks, spasi dua, dan dibubuhi tanda kutip.
c. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip, dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi, serta seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
d. Bila ada bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
e. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah spasi ke atas.
B. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi
judul buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai
pertalian dengan karangan yang telah disusun. Daftar pustaka
berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang peneliti/penulis
agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir tulisan.
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis diurutkan menurut abjad setelah nama pengarang dibalik.
4. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak satu spasi.
5. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lainnya dua spasi.
Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Nama Pengarang
a. Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
1) Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. (Untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
2) Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama komisi/lembaga dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
3) Jika tidak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku.
Contoh: Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian a.
2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991.
Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.
1) Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
2) Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh: Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa.
2. Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik.
3. Judul Buku
Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
4. Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik dua.
5. Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan titik.
6. Penulisan daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
b. Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh: Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jil. 2 . Yogyakarta: Kanisius.
7. Penulisan data pustaka dari sebuah buku terjemahan
a. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
b. Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh: Multatuli. 1972. Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin. Jakarta: Jambatan.
8. Data Pustaka dari artikel majalah
a. Judul artikel dan judul majalah diapit oleh tanda petik.
b. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan halaman
Contoh: Solihin, Burhan, dkk. “Selamat Datang di Surga Nirkabel”. Tempo. Edisi 4-10 April 2005, hal 90-91.
9. Artikel dari Harian
Tanda titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya
menggunakan tanda koma sebagai pemisah. Contoh : Pramudianto. ”Penderita dan Pemulihan Nias”. Dalam Kompas, 2 April 2005, hal 46.
C. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik langsung maupun tidak langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki.
1. Hubungan catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
2. Pemberian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk seluruh karangan.
3. Teknik pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut.
a. Sediakan tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
b. Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan.
d. Langsung sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
e. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.
Unsur-unsur yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut.
1. Pengarang
a. Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan biasa, pada penunjukan yang kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama singkat.
b. Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya dicantumkan, sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama yang dicantumkan. Nama yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
c. Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma.
d. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung dimulai dengan judul.
2. Judul
a. Semua judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
b. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit..
c. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel.
3. Data Publikasi
a. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama dan ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya (Jakarta, 2005).
b. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun. Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
c. Data publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.
»»  Baca Selengkapnya...

Thursday, March 3, 2011

makalah


MAKALAH
DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMESTER GASAL  MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA











Di Sususn Oleh:
                        Dian Hendro Prasetyo
                        Fathul Minan
                        Muhammad Ghozali


     SMA WALISONGO
        PECANGAAN 2010/2011


                        Kata Pengantar

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayahnya kami bisa menyusun Makalah Budidaya Ikan semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
            Buku tentang Budidaya Ikan jarang sekali di buat oleh sebab itu kami ingin membuatnya dalam sajian Makalah. Dengan melakukan Budidaya Ikan  kelangsungan dan keberadaaan ikan dalam memenuhi kebutuhan kita sehari-hari dapat terpenuhi dan tidak punah.
            Agar kita dapat membudidayaan ikan air darat, laut, maupun payau adalah mengetahui tempat pembudidayaannya selain itu juga cara teknis untuk membudidayakannya akan kita pelajari dalam makalah ini dari mulai pembibitan sampai panen.
            Akhir kata kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah ikut membuat makalah ini, untuk kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya kritik dan saran kami harapkan dari pembaca.













Daftar Isi

BAB I
·        PENDAHULUAN
1.1            LATAR BELAKANG
1.2            TUJUAN
1.3            RUMUSAN MASALAH
BAB II
·        WADAH BUDIDAYA IKAN DAN MEDIANYA
2.1 WADAH BUDIDAYA IKAN
2.2 MEDIA BUDIDAYA IKAN
2.3PARAMETER KUALITAS AIR
2.3.1 PARAMETER KUALITAS AIR MENURUT ASPEK FISIK
2.3.2    PARAMETER KUALITAS AIR MENURUT ASPEK BIOLOGI
2.3.3    PARAMETER KUALITAS AIR MENURUT ASPEK BIOLOGI
2.4 PENGEMBANGBIAKAN IKAN DAN PEMIJAHAN
2.4.1 PENGEMBANGBIAKAN IKAN
 2.4.2 PEMIJAHAN
 2.4.3 PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN
2.5 HAMA DAN PENYAKIT IKAN
2.5.1 PENGERTIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
2.5.2 JENIS DAN PENYAKIT IKAN
          2.5.2.1 HAMA IKAM
          2.5.2.2 PENYAKIT IKAN
BAB III
·        PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
Pendahuluan
1.1       LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara dengan luas perairan hampir dua pertiga dari luas wilayahnya yaitu sekitar 70%. Wilayah perairan di Indonesia berdasarkan kandungan kadar garamnya atau salinitas dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis perairan yaitu perairan tawar, perairan payau dan perairan laut. Dari ketiga jenis perairan tersebut dapat dihasilkan suatu produksi perikanan yang memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Potensi perikanan budidaya secara nasional diperkirakan sebesar 15,59 juta hektar (Ha) yang terdiri dari potensi air tawar 2,23 juta ha, air payau 1,22 juta ha dan budidaya laut 12,14 juta ha. Pemanfaatannya hingga saat ini masing-masing baru 10,1 persen untuk budidaya ikan air tawar, 40 persen pada budidaya air payau dan 0,01 persen untuk budidaya laut, sehingga secara nasional produksi perikanan budidaya baru mencapai 1,48 juta ton.
1.2       TUJUAN
Dalam bidang Budidaya Ikan  ini akan dipelajari berbagai macam hal tentang budidaya ikan dari berbagai macam perairan baik tawar, payau dan laut, yang dalam kegiatan produksi akuakultur dikenal sebagai budidaya air tawar (freshwater culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan budidaya laut (mariculture).
1.3       RUMUSAN MASALAH
Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payau maupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah memahami jenis-jenis wadah dan media budidaya ikan yang meliputi tentang morfologi, biologi dan kebiasaan hidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahami adalah tentang pengembangbiakan ikan mulai dari seleksi induk, teknik pemijahan ikan, proses pembibitan, pemeliharaannya sampai pemanenan.




BAB I

WADAH BUDIDAYA IKAN DAN MEDIANYA.

2.1 WADAH BUDIDAYA IKAN
          Dalam hal ini yang di perlukan berbagai jenis wadah untuk budidaya ikan adalah tempat misalkan kolam/tambak, akuarium, bak, keramba jaring terapung dan lain-lai. Kemudian setelah menentukan jenis wadah untuk budidaya ikan adalah konstruksi untuk membuat wadah tersebut dan persipan untuk membuatnya, agar dapat menghasilkan produktifitas yang lebih banyak, berdasarkan keadaan dan lokasi perairan di Indonesia budidaya ikan air tawar dapat di lakukan di daerah rendah dan daerah dataran tinggi, budidaya ikan air payau dapat di lakukan di daerah sekitar pantai atau rawa payau, muara sungai, sedangkan budidaya ikan air laut dapat di lakukan di laut yang bebas dari ombak seperti teluk, selat dan sebagainya. Berdasarkan karakteristiknya konstruksi wadah dapat menyesuaikan tempat/lokasi. Beberapa komoditas yang sudah lazim dibudidayakan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1 macam komoditas ikan budidaya dan pada gambar 1.1-1.6.

Tabel 1.1. Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam sistem budidaya ikan di Indonesia.

Sistem
Komoditas
Kolam air tenang




Kolam air deras

Tambak




Jaring apung
Ikan mas, nila, gurami, udang galah, patin, bawal, tawes, ikan hias, tambakan, sepat, kowan, mola, sidat, pakan alami.

Ikan mas.

Udang windu, bandeng, belanak, mujair, nila, kakap putih, kerapu, rumput laut, kepiting bakau, udang galah.

Kerapu, kakap, udang windu, bandeng, samadar, ikan hias laut, ikan mas, nila, mujair, gurami, patin.

Gambar 1.1 Ikan Mas                                  Gambar 1.3 Ikan Gurameh
 
Gambar 1.2 Ikan Nila                                  Gambar 1.4 ikan Bawal
Gamabar 1.5 Udang Galah                        Gambar 1.6 Ikan Lele
            Dari data di atas di simpulkan ada beberapa wadah budidaya yaitu kolam tenang dan kolam deras.

2.2 MEDIA BUDIDAYA IKAN.

            Ikan merupakan hewan yang hidup dalam air maka dari itu manusia harus tahu tentang kondisi air yang baik untuk budidaya ikan agar dapat hidup dan berkembang biak dan menghasilkan ikan yang berkualitas. Air yang di gunakan dalam budidaya ikan dapat di golongkan menjadi yaitu air permukaan dan air tanah, air permukaan yaitu air hujan yang mengalami limpasan/berakumulasi sementara di tempat-tempat rendah seperti; sungai, danau, waduk atau sering di sebut dengan air sungai, danau, waduk dan bagian air lainnya tidak mengalami infiltrasi kedalam, sedangkan air tanah yang sering di gunakan sekarang menggunakan air dari mengebor atau menggali sampai pada satu titik yang dapat mengeluarkan air dan dapat di pergunakan untuk budidaya ikan.

2.3 PARAMETER KUALITAS AIR.

            Pada pembahasan ini akan di paparkan berbagai parameter air dari berbagai aspek antara lain adalah aspek fisik, aspek kimia, sapek biologi.
2.3.1 Parameter Air Menurut Aspek Fisik.
            Secara fisik air sangat mempengaruhi terhadap kelangsungan hidup organisme yang berada di dalamnya untuk kelangsungan kegiatan budidaya ikan antara lain adalah kepadatan/berat jenis air, kekentalan/viscosity, tegangan permukaan, suhu air, kecerahan atau kekeruhan air serta salinitas.
2.3.2 Parameter Air Menurut Aspek kimia.
            Pada aspek kimia yang perlu di perhatikan dalam media budidaya ikan adalah oksigen, karbondioksida, pH, bahan organik dan garam mineral, nitrogen alkalinitas dan kesadahan.
2.3.3 Parameter Air Menurut Aspek biologi.

            Pada asepk biologi ini yang perlu di perhatikan adalah kepadatan dan kelimpahan plankton yang berada di dalam wadah budidaya ikan yang sesuai dengan karakteristik ikan yang di budidayakan, keberadaan plankton di dalam wadah berperan sebagai makanan selain makanan yang kita berikan.
            Di atas telah di bahas tentang parameter kualitas air dari berbagai aspek. Dengan mengetahui berbagai parameter kualitas air ini di harapkan agar saat membudidayakan ikan tidak terjadi hal yang dapat merugikan organisme yang di budidayakan sehingga tidak merugikan manusia, selain itu juga parameter air mempengaruhi adaptasi ikan yang ingin di budidayakan.

2.4 PENGEMBANGBIAKAN IKAN DAN PEMIJAHAN.
            2.4.1 PENGEMBANGBIAKAN IKAN.
            Ikan sebagai organisme perairan yang sudah dapat di budidayakan manusia. Dengan membudidayakan ikan kebutuhan manusia dapat terpenuhi tanpa takut kehabisan atau punah, agar budidaya ikan dapat maksimal dilakukan suatu progam untuk ikan yang akan di budidayakan. Ilmu yang mendasari progam pengmbangbiakan adalah tentang biologi ikan, fisiologi ikan, reproduksi ikan. Pengembangbiakan akan berhasil jika tersedia indukan yang berkualitas dan di kelola dengan baik waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, tepat jenis untuk bibit yang ingin di budidayakan. Ikan yang di budidayakan adalah ikan yang telah mengalami domestikasi linkungan di mana ikan tersebut di budidayakan, beberapa tingkat domestikasi:
  1. Domestikasi sempurna adalah jika seluruh siklus hidupnya dapat dipelihara dalam sistem budidaya seperti ikan gurame, ikan bandeng dan lain-lain.
  2. Domestikasi hampir sempurna adalah jika seluruh siklus hidupnya dapat dipelihara di dalam sistem budidaya tapi tingkat keberhasilannya masih rendah seperti ikan betutu, ikan balashark, arwana dan lain-lain.
  3. Domestikasi belumsempurna adalah jika baru hanya sebagian siklus yang hidupnya dapat dipelihara di dalam sistem budidaya seperti ikan napoleon, ikan hias laut, ikan tuna dan lain-lain.
  4. Belum terdomestikasi adalah jika belum ada siklus yang hidupnya belum dapat dipelihara dalam sistem budidaya.

2.4.2 PEMIJAHAN.

            Pemijahan atau penetasan ini di maksudkan  agar manusia tidak selalu menangkap benih dari alam tapi dapat menyediakan benih sendiri. Pemijahan dapat di lakukan dengan tiga metode yaitu pemijahan alami, pemijahan semi buatan dan pemijahan buatan.
  1. Pemijahan alami adalah pemijahan tanpa ada campur tangan dari manusia terjadi secara alamiah.
  2. Pemijahan semi buatan adalah pemijahan yang di lakukan dengan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat gonad tetapi ovulasinya terjadi secara alamiah di dalam kolam, beberapa jenis ikan yang sudah dapat dilakukan pemijahan semi buatan antara lain adalah ikan bawal ikan kakap, ikan lele dan lain-lain.
  3. Pemijahan buatan adalah pemijahan yang dilakukan memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad dan ovulasinya di lakukan dengan cara stripping/pengurutan, beberapa jenis ika yang sudah bisa di lakukan dengan cara pemijahan buatan antara lain adalah ikan mas, ikan lele dan lain-lain.
2.4.3 PEMBENIHAN DAN PENDEDERAN
            Pembenihan adalah proses di mana menghasilkan benih yang berkualitas dari induk yang berkualitas, setelah pembenihan dilakukan pendederan. Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan untuk menghasilkan benih yang siap ditebarkan dalam pembesaran ikan, pendederan biasanya di lakukan di dalam kolam tanah atau kolam tembok, pada ikan air tawar ada beberapa pendederan yang dapat mempercepat perputaran reproduksi misalnya pendedran pertama menghasilkan ikan berukuran 2 – 3 cm, pendederan kedua menghasilkan ikan berukuran 5 – 8 cm. Baru dilanjutkan dengan pembesaran ikan, pembesaran ikan adalah proses pembesaran ikan sampai ukuran siap konsumsi.
2.5 HAMA DAN PENYAKIT IKAN.
2.5.1 PENGERTIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN.
Dalam budidaya ikan yang padat dan menggunakan pakan ikan buatan dengan jumlah yang besar mengakibatkan penumpukan zat kimia yang terkandung dalam pakan ikan kemudian menumpuk di dalam kolam, yang sering dianggap memhambat pertumbuhan ikan biasanya adalah hama dan penyakit ikan yang mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat (kekerdilan), mortalitas meningkat, konversi pakan menjadi lebih tinggi tetapi panennya sedikit.
Hama dan penyakit biasanya akibat dari kualitas air yang memburuk dan malnutrisi. Oleh karena itu kita harus melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap ikan,
2.5.2     JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT.
2.5.2.1 HAMA IKAN
            Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa, membunuh dan mengganggu produktivitas ikan baik secara langsung maupun bertahap, hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Biasanya hama lebih besar dari ikan itu sendiri, hama bisa datang dari luar dan dari dalam kolam karena persiapan kolam yang kurang sempurna yang mengakibatkan adanya larva binatang air yang merugikan seperti ular, biawak dan lain-lain, tetapi ada juga yang dari luar masuk dari udara, darat dan lubang pengisian air. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit, berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah hama:
  • Pengeringan dan pengapuran, sebelum melakukan perhatikan dosisnya terlebih dahulu.
  • Pada pintu masuk air di pasangi saringan untuk mencegah binatang lain yang masuk kekolam.
  • Rutin melakukan pembersihan di sekitar kolam.

                        2.5.2.2 PENYAKIT IKAN.

            Penyakit ikan adalah teganggunya kesehatan ikan dari berbagai sebab yang mematikan ikan. Secara garis besar penyakit ikan dapat di bedakan menjadi 2 jenis yaitu:
  1. Penyakit infeksi yaitu penyakit yang dapat menular. Penyakit menular di sebabkan oleh virus, jamur, bakteri dan parasit yang masuk kedalam tubuh ikan maupun menempel di luar (kulit).
  2. Penyakit non infeksi yaitu penyakit yang tidak menular. Penyakit tidak menular di sebabkan oleh keracunan makanan, kekurangan makanan, kelebihan makanan dan kualitas air yang buruk.











BAB III           
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
            Jadi budidaya ikan pngembangbiakannya mudah untuk dilakukan oleh semua orang dan dapat menjadi mata pencaharian bagi masyarakat.
3.2         SARAN
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca selalu kami harapkan demi terciptanya karya yang lebih baik.



























DAFTAR PUSTAKA

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan. Jakarta. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
»»  Baca Selengkapnya...